Rabu, 29 Juli 2020

Kisah Rasulullah SAW Bagian 5

Juli 29, 2020 0 Comments


Bernadzar

 

Abdul Muthalib bernadzar, "Kalau saja aku mempunyai 10 anak laki-laki, kemudian setelah semuanya dewasa, aku tidak memperoleh anak lagi seperti ketika sedang menggali Sumur Zamzam, maka salah seorang diantara 10 anak itu akan kusembelih di Ka'bah sebagai kurban untuk Tuhan."

 

Ternyata takdir memang menentukan demikian. Abdul Muthalib akhirnya mendapat 10 orang anak laki-laki. Setelah semua anak berangkat dewasa, ia tidak memperoleh anak. Dipanggilnya kesepuluh orang anak itu, termasuk si bungsu Abdullah yang amat disayangi dan dicintainya.

 

"Aku pernah bernadzar untuk menyembelih salah seorang di antara kalian jika Tuhan memberiku 10 orang anak laki-laki."

 

Kesepuluh anaknya terdiam. Mereka memahami persoalan itu. Mereka juga melihat kebingungan yang luar biasa di mata ayah mereka yang berkaca-kaca.

 

"Namun, aku tidak bisa menentukan siapa di antara kalian yang harus kusembelih. Oleh karena, aku berniat memanggil juru qidh untuk menentukannya."

 

Di hadapan patung dewa tertinggi Ka'bah, juru qidh (Nanak panah) meminta setiap anak menulis namanya masing-masing di atas qidh. Kemudian, ia mengocok anak panah tersebut di hadapan berhala Hubal. Nama anak yang keluar adalah Abdullah.

 

Melihat itu, serentak orang orang Quraisy datang dan melarangnya melakukan perbuatan itu.

 

"Batalkan keinginanmu, Abdul Muthalib! Mohon ampunlah kepada Hubal supaya kamu bisa membatalkan nadzarmu!"

 

Sanggupkah Abdul Muthalib menyembelih anak kesayangannya, apalagi tidak ada orang yang menyetujui niatnya itu?

 

Menemukan Zamzam

 

Malam harinya, dengan tubuh lelah, Abdul Muthalib tertidur. Tiba-tiba, dalam tidur, dia bermimpi mendengar suara yang bergema berulang-ulang, "Temukan Sumur Zamzam itu, wahai Abdul Muthalib! Temukan Sumur Zamzam! Temukan!"

 

Abdul Muthalib terbangun dengan keyakinan dan semangat baru. Esoknya, dia mengajak Harits menggali dan menggali lebih giat.

Rasa heran orang-orang Quraisy yang melihatnya berubah menjadi tawa.

 

"Kasihan Abdul Muthalib, mungkin dia sudah kehilangan akal sehatnya!" kata mereka satu sama lain.

 

Suatu saat, ketika mereka sedang menggali di antara berhala Isaf dan Na'ila, air membersit.

 

"Air! Harits! Lihat, ada air!" seru Abdul Muthalib saking kagetnya.

"Ayo kita gali terus, Ayah! Ayo gali terus!"

 

Ketika mereka menggali lebih dalam, tampaklah pedang-pedang dan pelana emas yang pernah ditaruh oleh Mudzaz bin Amr dahulu. Melihat penemuan itu, orang-orang Quraisy datang berbondong-bondong.

 

"Abdul Muthalib, mari kita berbagi air dan harta emas itu!" pinta mereka.

 

"Tidak! Tetapi, marilah kita mengadu nasib di antara aku dan kamu sekalian dengan permainan qidh (anak panah). Dua anak panah buat Ka'bah, dua buat aku, dan dua buat kamu. Kalau anak panah itu keluar, dia mendapat bagian. Kalau tidak, dia tidak mendapat apa-apa."

 

Usul ini disetujui. Juru qidh mengundinya di tengah-tengah berhala di depan Ka'bah. Ternyata, anak panah Quraisy tidak ada yang keluar. Pemenangnya adalah Abdul Muthalib dan Ka'bah. Oleh karena itu, Abdul Muthalib dapat meneruskan tugasnya mengurus air dan keperluan para tamu Mekah setelah Sumur Zamzam memancar kembali.

 

Mengingat beratnya tugas itu. Abdul Muthalib sangat ingin agar dia mempunyai banyak anak laki-laki yang dapat membantunya.

 

Pedang dan Pelana Emas

 

Abdul Muthalib memasang pedang-pedang itu di pintu Ka'bah, sedangkan pelana-pelana emas ditaruh di dalam rumah suci itu sebagai perhiasan.


Bersambung

 

Ditulis oleh Abu Tsauqi

 

Referensi 

 

Sirah Nabawiyah karya Syaikh Shafiyurrahman Al Mubarakfuri

























Kamis, 23 Juli 2020

Kisah Rasulullah SAW Bagian 4

Juli 23, 2020 0 Comments


Harta Abdul Muthalib 

Setelah tumbuh dewasa, Abdul Muthalib pun menjadi seorang pemuka Mekah sebagaimana Hasyim, bapaknya.

Sementera itu, ketika Hasyim meninggal, hartanya dikuasai oleh Naufal, adiknya yang terkecil.

Setelah  dewasa, Abdul Muthalib hendak meminta harta ayahnya, tetapi Naufal menolak. Abdul Muthalib pun meminta bantuan kerabat ibunya yang tinggal di Yatsrib. Orang-orang Yatsrib mengirimkan 80 pasukan berkuda. Naufal pun ketakutan dan menyerahkan harta Hasyim kepada Abdul Muthalib 

Pada zaman pemerintahannya, Abdul Muthalib melakukan sebuah perbuatan yang akan dikenang orang sepanjang zaman.

                                    (gambar diambil dari website dakwatuna.com)           

Sumber Air Mekah

 Abdul Muthalib adalah pengurus air dan makanan bagi tamu-tamu yang datang ke Mekah. Setelah ratusan tahun Sumur Zamzam tertimbun, air harus didatangkan dari beberapa sumur yang terpencar-pencar di sekitar Mekah.

 MENGGALI SUMUR ZAMZAM

Saat itu, Sumur Zamzam telah terkubur dan dilupakan orang selama ratusan tahun. Namun, Abdul Muthalib tidak pernah lupa pada sejarah Mekah, bahwa dulu pernah ada mata air yang menghidupi Mekah, mata air yang memancar keluar oleh kaki Ismail.

 "Aku harus menemukannya!" pikir Abdul Muthalib. "Aku harus menemukan kembali Sumur Zamzam yang telah dilupakan orang! Apalagi aku bertugas menyediakan air dan makanan bagi penduduk Mekah." 

Pikiran seperti itu tidak pernah hilang dari benaknya, "Aku harus menemukannya! Aku harus menemukannya!" 

Setelah itu, Abdul Muthalib mengambil tembilang (alat untuk menggali bertangkai panjang) dan memanggil putra satu-satunya, "Harits, temani ayah mencari dan menggali kembali Sumur Zamzam!"

Harits mengangguk. Kemudian, mereka mulai mencari di mana dulu letak Mata Air Zamzam berada. Setelah beberapa kali mencoba menggali di beberapa tempat, Sumur Zamzam tidak juga ditemukan.

"Ayah, mungkin Sumur Zamzam memang telah hilang," kata Harits.

"Tidak Nak, Ayah yakin Sumur itu masih ada! Kita harus menemukannya! Orang-orang Mekah akan hidup lebih baik jika Sumur Zamzam ada di tengah kita!" 

Dengan gigih keduanya pun terus mencari sumur Zam-Zam.

Orang-orang Quraisy, penduduk asli Mekah, melihat perbuatan mereka dengan heran.

"Mengapa engkau masih terus menggali, Abdul Muthalib? Bukankah dulu nenek moyang kita, Mudzaz bin Amr pernah menggalinya, tapi tidak berhasil?"

 Abdul Muthalib menaruh tembilangnya dan duduk.

Ya, ratusan tahun yang lalu Mudzaz bin Amr mertua Nabi Ismail عليه ااسلام pernah mencoba menggali Zamzam tapi tidak berhasil.

Padahal, saat itu Mudzaz telah mempersembahkan sesaji berupa pedang dan pelana berpangkal emas agar Sumur Zamzam ditemukan.

 

Bersambung

Ditulis oleh Abu Tsauqi

Referensi 

Sirah Nabawiyah karya Syaikh Shafiyurrahman Al Mubarakfuri

Senin, 20 Juli 2020

Kisah Rasulullah SAW Bagian 3

Juli 20, 2020 0 Comments


Perampok Kejam dan Tidak Sopan

Mencuri dan merampok saat itu adalah hal yang biasa. Hanya sebagian kecil saja orang yang tidak pernah melakukannya. Perampok pun bukan cuma mengincar harta dan benda, tetapi juga orang yang dirampok. Perampok biasa menjadikan orang orang yang telah dirampoknya menjadi tawanan dan budak belian.

Saat itu perilaku bangsa Arab amat kejam, sampai melewati batas perikemanusiaan. Anak-anak perempuannya sendiri mereka bunuh. Ada yang dikubur hidup hidup ke dalam tanah, ada pula yang ditaruh dalam tong dan diluncurkan dari tempat yang tinggi. Mereka malu jika mempunyai anak perempuan.

Mereka juga suka menyiksa binatang. Jika seseorang mati, keluarganya mengikat unta diatas kuburan dan tidak memberikan makan serta minum sampai si unta mati. Mereka beranggapan unta itu kelak akan menjadi tunggangan si mati.

Musuh yang tertangkap diperlakukan sangat kejam. Mereka biasa mengikat musuh pada seekor kuda dan membiarkan kuda tersebut berlari sehingga orang yang diikat itu mati terseret-seret. Telinga atau hidung musuh yang kalah dijadikan kalung, serta tengkorak nya dijadikan tempat minum arak.

Orang jahiliyah juga tidak mengenal sopan santun, Mereka biasa berkeliling Ka'bah tanpa memakai pakaian.

Begitulah kebiasaan Orang Orang Arab saat itu.
Mereka adalah bangsa yang maju perdagangannya, pandai membuat perkakas, membuat obat, ahli astronomi, serta mahir bersyair. Namun mereka juga mempunyai kebiasaan buruk.

Memakan Bangkai Binatang

Dalam urusan makan dan minum pun tidak ada yang dilarang. Segala macam binatang boleh dimakan. Binatang yang sudah mati pun disayat dagingnya, dibakar, dan dimakan. Mereka juga suka meminum darah, binatang, dan makanan darah yang dibekukan.

 Muthalib

Suatu hari, Hasyim pergi berdagang menuju Syam. Ketika melewati Yatsrib, (di kemudian hari disebut Madinah), Hasyim melihat seorang wanita baik-baik dan terpandang.

"Siapakah wanita itu?" tanya Hasyim kepada orang-orang Yatsrib.

"Dia adalah Salma binti Amr."

"Suaminya telah tiada. Kini dia seorang janda."

Mendengar itu, Hasyim melamar Salma dan Salma pun menerimanya. Mereka lalu menikah. Hasyim tinggal di Yatsrib beberapa lama. Ketika Salma mengandung, Hasyim melanjutkan perniagaannya. Namun, itulah kali terakhir Salma melihat suaminya karena Hasyim tidak pernah kembali lagi. Ia meninggal dunia di Palestina.

Salma melahirkan seorang anak laki-laki yang kemudian diberi nama Syaibah. Sementara itu, sepeninggal Hasyim, kedudukannya sebagai pemuka masyarakat Mekah dipegang oleh adik Hasyim yang bernama Al Muthalib.
Al Muthalib juga seorang laki-laki terpandang yang dicintai penduduk Mekkah. Orang-orang Quraisy menjulukinya dengan sebutan Al Fayyadh yang berarti Sang Dermawan.
Suatu hari, dia mendengar bahwa Syaibah, keponakannya yang tinggal di Yatsrib, sedang tumbuh remaja.

"Aku harus menemuinya," pikir Al Muthalib,
"dia adalah anak kakakku. Dulu ayahnya adalah pemuka Mekah, maka dia harus pulang untuk melanjutkan kekuasaan ayahnya menggantikan aku."

Ketika Al Muthalib bertemu Syaibah di Yatsrib, dia tersentak,
"Anak ini benar-benar mirip Hasyim."

"Mari Nak, ikut Paman ke Mekah," peluk Al Muthalib.

"Tetapi, jika ibu tidak mengizinkan pergi, aku akan tetap tinggal di sini," jawab Syaibah

Syaibah

Nama Syaibah diberikan karena ada rambut putih (uban) di kepalanya sejak dia kecil. Selain Syaibah, Hasyim telah memiliki empat putra dan lima putri yang tinggal di Mekkah.

Abdul Muthalib

"Tidak. Aku tidak akan membiarkannya pergi" jawab Salma.
"Dia buah hatiku satu-satunya. Wajahnya lah yang senantiasa mengingatkan aku akan wajah ayahnya".

"Aku juga menyayangi Hasyim", jawab Al Muthalib,
"bukan cuma aku, tetapi penduduk kota Mekah juga menyayanginya. mereka pasti akan senang sekali menyambut kedatangan putra Hasyim. Begitu melihat wajah anak ini, rasa sayangku timbul kepadanya. Seolah-olah aku melihat Hasyim hidup kembali dan berdiri di hadapanku.
Izinkan aku membawanya pergi. Sesungguhnya Mekah adalah kerajaan ayahnya dan Mekah adalah tanah suci yang di cintai oleh seluruh bangsa Arab. Tidakkah pantas putramu pergi ke sana dan melanjutkan pemerintahan ayahnya?".

Salma memandang Syaibah dengan mata berkaca-kaca. Hatinya ingin agar putra satu-satunya itu tetap tinggal di sisinya. Namun, ia tahu masa depan Syaibah bukan di Yatsrib, melainkan di Mekkah. Akhirnya, ia pun mengangguk, "Baiklah, kuizinkan ia pergi."

Dengan amat gembira, Al Muthalib mengajak keponakannya itu pulang. Syaibah duduk membonceng unta di belakang pamannya.
Ketika mereka tiba di Mekkah,  orang-orang menyangka bahwa anak yang duduk di belakang Al Muthalib adalah budaknya.

"Abdul Muthalib (Budak Al Muthalib)! Abdul Muthalib!" panggil mereka kepada Syaibah.

"Celaka kalian! Dia bukan budakku, dia anak saudaraku, Hasyim!"

Namun, orang-orang telanjur menyebutnya demikian sehingga akhirnya nama Syaibah pun terlupakan. Setelah itu, dia dikenal dengan nama Abdul Muthalib. Dia kelak menjadi kakek Nabi Muhammad ﷺ.

Bersambung

Ditulis oleh Abu Tsauqi

Referensi 

Sirah Nabawiyah karya Syaikh Shafiyurrahman Al Mubarakfuri


Kamis, 16 Juli 2020

Resep Nasi Kare Jepang Sederhana

Juli 16, 2020 0 Comments
Kare Jepang adalah salah satu masakan favorit anak-anak  di rumah, terutama anak sulung saya. Berikut resep kare Jepang yang baru saya masak beberapa hari yang lalu 😊

                                                        (gambar diambil dari m.kaskus.co.id)

Bahan :
0,4 kg daging ayam fillet
2 buah wortel ukuran besar
3 buah kentang
1 buah bawang bombay
bumbu blok kare secukupnya
1,5 liter air
sedikit minyak untuk menumis bawang bombay


Cara memasak :
1. Potong dadu daging ayam dengan ukuran kira-kira 1 cm. Wortel dan kentang yang sudah dibersihkan juga dipotong-potong agak besar.
2. Tumis bawang bombay yang sudah dicincang. Setelah bawang bombay layu, masukkan potongan daging ayam. Tambahkan air ketika daging ayam sudah berubah warna dan tunggu hingga air mendidih. Ketika air sudah mendidih masukkan potongan wortel dan kentang.
3. Jika ayam, wortel dan kentang sudah matang, masukkan bumbu blok kare sesuai kebutuhan (sampai kuah kare mengental)
Tips : Agar bumubu kare tidak menggumpal maka cairkan dulu bumbu kare dengan air panas baru dimasukkan ke dalam masakan.
4. Hidangkan kare jepang bersama nasi panas 😋

Demikan resep memasak kare Jepang ala saya 😊 Selamat mencoba😊



Sidoarjo, 17 Juli 2020

OneTea😊

Rabu, 15 Juli 2020

Kisah Rasulullah SAW Bagian 2

Juli 15, 2020 0 Comments

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد

Nenek Moyang Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم

Salah seorang nenek moyang Nabi Muhammad bernama Hasyim bin Abdul Manaf. Ia adalah pemuka masyarakat dan orang yang berkecukupan. Masyarakat Mekah mematuhi dan menghormatinya.

"Wahai penduduk Mekah, aku membagi perjalanan kalian menurut musim. Jika musim dingin tiba, pergilah berdagang ke Yaman yang hangat. Jika musim panas, giliran kalian pergi ke Syam yang sejuk!" demikian keputusan Hasyim.

Hasyim tambah disayangi penduduk Mekah karena pada suatu musim kemarau yang mencekam, ia pernah membawa persediaan makanan dari tempat yang jauh. Padahal, saat itu makanan amat sulit didapat.

"Terima kasih, wahai Hasyim! Engkau menolong kami dengan pemberian makanan ini!" seru penduduk Mekah. 

Di bawah kepemimpinan Hasyim, Mekah berkembang menjadi pusat perdagangan yang makmur. Pasar-pasar didirikan sebagai tempat berniaga kafilah-kafilah dagang yang datang dan pergi silih berganti, baik pada musim panas maupun pada musim dingin. Demikian pandainya penduduk Mekah berdagang, sampai-sampai tidak ada pihak lain yang mampu menyaingi mereka.

Akan tetapi, di samping kemajuan yang besar itu, masyarakat Arab juga mengalami kemunduran luar biasa. Itulah sebabnya mereka dijuluki masyarakat jahiliah alias masyarakat yang diliputi kebodohan. Itulah juga sebabnya sampai Allah mengutus rasul terakhir-Nya di tempat ini.


Pembagian Urusan

Beberapa jabatan pemerintahan di Mekah di antaranya: 
Hijabah : Pemegang kunci Ka'bah, 
Siqayah : Penyedia air dan makanan buat para peziarah, 
Rifadah : Mengatur pembagian dana dari orang kaya untuk fakir miskin, Qiyadah : Mengatur urusan peperangan. 

Percaya Takhayul

"Oh, tidak! Burung itu terbang ke kiri! Aku pasti akan tertimpa sial!" umpat seseorang, orang itu kebetulan melihat seekor burung yang terbang di atas kepalanya berbelok ke arah kiri. Sepanjang hari itu, dia jadi murung karena yakin bahwa dia bernasib sial walaupun belum tahu kesialan macam apa yang akan menimpanya.
Orang-orang Arab pada masa jahiliyah amat percaya pada takhayul. Contohnya, mereka percaya jika burung yang mereka lihat terbang ke kiri, nasib sial akan menimpa mereka. Sebaliknya jika burung kebetulan terbang ke kanan, nasib baik akan datang. Kepercayaan semacam ini disebut At Tathayyur

Selain itu, mereka percaya bahwa jika seseorang mati, rohnya akan menjadi burung. Mereka juga percaya bahwa di dalam perut manusia ada ular. Ular inilah yang menggigit di dalam perut sehingga orang merasa lapar.

"Lihat cincin tembagaku ini", kata seorang kepada temannya dengan bangga, "Cincin ini adalah pemberian seorang dukun kepadaku. Tidak sia sia aku memberinya uang banyak agar membuatkan cincin ini. Jangan coba-coba menantangku berkelahi sekarang. Berkat cincin ini, aku merasa jauh lebih kuat!".

Masih banyak kebodohan serupa yang mereka perlihatkan. Mereka juga amat taat menyembah berhala-berhala berbentuk patung. Jika mereka meminta pertolongan kepada berhala, tidak segan-segan mereka mengorbankan binatang ternak dan mengoleskan darahnya di tubuh berhala. Bahkan mereka terkadang sampai hati mengorbankan anak- anaknya sendiri demi mengharap keridhaan berhala. 

Selain melakukan kebodohan-kebodohan itu, mereka masih melakukan banyak sekali hal hal yang merusak.

Awal Mula Penyembahan Berhala

Awal mula penyembahan berhala di Mekkah, ketika seorang bernama Amar bin Luhay membawa berhala besar bernama Hubal yang dibelinya dari daerah Syam. Di Mekkah, berhala Hubal ditaruh di Ka'bah dan disuruhnya orang orang datang menyembahnya. 
Menjelang menaklukkan Mekkah oleh Nabi Muhammad saw. Ka'bah dipenuhi oleh tiga ratus enam puluh berhala yang terbuat dari batu, kayu, perak, bahkan emas.

Gemar Mabuk dan Berjudi

Bangsa Arab pada masa itu sangat gemar meminum arak. Hampir semua orang adalah peminum kecuali beberapa saja yang tidak.
Para pelayan datang membawakan baki dan botol-botol minuman. Orang orang datang berkumpul sambil tertawa.
Para penari datang disambut tepukan dan sorak sorai. Ketika minuman mulai membuat mereka mabuk, seseorang kembali berseru, "Bawakan alat alat judi kemari!"

Orang pun membawakan alat-alat judi berupa bilah-bilah kayu dan sebuah kantung kulit. Beberapa ekor unta dipotong, yang kalah berjudi harus membayar unta-unta tersebut. Selain berjudi dengan memotong unta, mereka juga berjudi dengan bermacam macam cara.

Demikianlah minum sambil berjudi adalah kebiasaan yang amat digemari oleh bangsa Arab saat itu. Bahkan, setelah Nabi Muhammad SAW mengajarkan Islam, masih banyak pemeluk baru agama Islam yang masih suka meminum arak sampai turunlah perintah Allah yang berangsur-angsur mengharamkan orang meminum minuman keras.

Barm

Judi memotong unta adalah judi yang paling digemari orang Arab Jahiliyah. Bilah-bilah kayu dikocok dalam kantung dan dibagikan. Orang yang mendapat undi kosong dinyatakan kalah dan harus membayar unta yang dipotong. Daging unta kemudian dibagikan kepada fakir miskin. Orang yang tidak suka berjudi semacam ini dipandang sebagai seorang kikir, yang biasa disebut barm

Bersambung

Rabu, 20 Ramadhan 1441

Ditulis oleh Abu Tsauqi

Referensi 

Sirah Nabawiyah karya Syaikh Shafiyurrahman Al Mubarakfuri 

Kisah Rasulullah SAW Bagian 1 (Pendahuluan)

Juli 15, 2020 0 Comments
Rasulullah SAW lahir di kota mekkah, jazirah Arab. Bagaimana kondisi jazirah Arab di waktu itu?


                                                      (gambar diambil dari gotravelly.com)

Jazirah Arab


Jazirah Arab itu sebenarnya tidak hanya terdiri atas gurun pasir. Ada banyak tanah subur yang telah dihuni sejak lama. Tanah-tanah subur itu terutama terletak di daerah pantai, seperti Yaman, Yamamah, Hadramaut, dan Ahsa. Di bagian tengah Jazirah Arab ada sebuah wilayah subur lain bernama Najd. Wilayah ini dikenal sebagai tempat asal kuda Arab yang termahsyur di mana-mana.

Najd dan Yamamah juga terkenal sebagai penghasil gandum. Demikian banyak gandum yang dihasilkan sehingga konon mampu memenuhi kebutuhan seluruh penduduk Jazirah Arab yang ketika Nabi Muhammad dilahirkan berjumlah sekitar 10 juta- 12 juta jiwa. 
Di kota Madinah terdapat bukit -bukit yang baik untuk ditanami. Sementara itu, kota Thaif terkenal karena buah-buahannya.

Di luar daerah-daerah subur, Jazirah Arab dipenuhi gunung dan bukit-bukit batu yang besar. Tidak ada sungai mengalir. Suhu udaranya sangat panas. Karenanya, penduduk Arab umumnya suka mengembara. Mereka suka berpindah ke tempat mana saja yang dapat memenuhi keperluan hidup sehari-hari berserta hewan-hewan ternak mereka.

Unta


Unta adalah kendaraan yang sangat diandalkan penduduk gurun pasir. Ia dapat mengarungi gurun selama 17 hari tanpa minum. Walaupun pelan, jika dipacu unta dapat menempuh jarak sampai 300 km dalam sehari. Unta mau melahap ranting dan rumput pahit yang di jauhi kambing. Unta juga mau minum air berlumpur dan mengubahnya menjadi susu bermutu tinggi yang dapat digunakan sebagai obat tetes mata. Dagingnya dimakan, bulunya dibuat tali, kulitnya dapat menjadi aneka alat, mulai dari sandal sampai atap dan perisai perang. Air seninya menjadi sampo pencuci rambut. Kukunya dibakar dan diulek menjadi tepung untuk obat luka atau adonan kue. Kotorannya dapat dipakai sebagai bahan bakar. Unta adalah karunia Allah untuk penduduk gurun pasir.
 

Letak Mekah 


Di Kota Mekah inilah terletak Ka'bah, Baitullah. Ke arah Ka'bahlah seluruh Muslim di dunia menghadapkan diri jika sedang shalat. Di kota Mekah inilah nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم, dilahirkan.

Kota Mekah adalah sebuah lembah yang tidak begitu luas, di tengah lautan pasir. Bukit-bukit mengurung lembah ini rapat-rapat. Begitu rapatnya sehingga cuma ada tiga jalan untuk keluar dan masuk Mekah. Jalan pertama menuju ke Yaman, jalan ke dua menuju ke Laut Merah, dan jalan ketiga adalah jalan menuju Palestina. 

Ribuan tahun yang lalu, Lembah Mekah hanyalah sebuah tempat persinggahan rombongan kafilah, baik yang datang dari Yaman menuju Palestina maupun sebaliknya, yang datang dari Palestina menuju Yaman. Nabi Ismail lah yang pertama kali membuat Mekah menjadi sebuah kota.

Pakaian Orang Arab


Penduduk asli Jazirah Arab adalah suku Badui. Pakaian mereka longgar, hangat pada musim dingin, dan sejuk pada musim panas. Pakaian ini menjaga kulit dari sengatan matahari serta angin kering. 
Pada zaman para nabi, pakaian ini terdiri atas dua helai. Satu helai melilit tubuh dari bawah ketiak. Satu helai lagi adalah sebuah jubah panjang sampai kaki dan terbuat dari bulu domba atau unta. Warnanya krem dengan lurik tegak berwarna hitam, biru, coklat atau putih. 
Pakaian wanitanya panjang menyapu tanah dan sangat longgar. Selendang melilit pinggang, jubahnya berlurik merah, kuning, hitam atau biru. Cadarnya berwarna hitam atau putih. Tudung kepala berwarna merah, putih, atau cokelat melindungi mata, telinga, dan hidung dari debu dan badai pasir.

 Badui 


Suku Badui adalah penduduk asli Jazirah Arab. Mereka adalah prajurit pengelana yang tangguh. Tinggi mereka sedang, tapi kekar, cekatan, dan kuat menderita dalam alam yang keras. Jika ada anggota keluarga yang tewas, para lelaki Badui akan segera membalas pembunuhnya. Mereka berani dalam bertempur dan sabar dalam kekalahan.

Meski demikian, orang Badui terkenal ramah, senang memberi, dan sangat menghormati tamu. Mereka juga tenang, sabar, dan tidak cepat marah. Orang Badui juga sangat mengagumi keindahan syair. Jiwa orang orang Badui mudah terpanggil pada kebenaran. Mereka adalah orang orang sederhana. Mereka duduk di lantai dengan wadah makanan di lutut. Dengan demikian, tidak bisa dibedakan mana majikan dan mana bawahan.

Sahabat fillahku, kepada orang-orang inilah Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم, diutus. Berkat bimbingan Nabi Muhammadlah orang orang Badui dari padang pasir yang sunyi ini mampu mengguncang dunia. Merekalah yang akhirnya menyebarkan agama Islam ke seluruh dunia. Merekalah yang membangun umat Islam menjadi umat yang besar dan dihormati.

Namun, jauh sebelum menyebar ke penjuru bumi, perjalanan umat Islam di Jazirah Arab dimulai oleh kisah Nabi Ibrahim عَلَيْهِ السَلاَمُ. 
Beliau adalah nenek moyang Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم. 

Bersambung

Selasa, 19 Ramadhan 1441

Ditulis oleh Abu Tsauqi

Referensi 

Sirah Nabawiyah karya Syaikh Shafiyurrahman Al Mubarakfuri 


Sabtu, 11 Juli 2020

Kelas Pedana Pelatihan Menulis

Juli 11, 2020 0 Comments

                                                               ( sumber : ms.pngtree.com)
Alhamdulillah akhirnya saya bisa mengikuti pelatihan menulis lagi, semoga bisa menambah ilmu di bidang penulisan dan melahirkan karya yang pertama yang dibukukan . Aamiin....

Pertemuan  perdana kelas menulis bersama Mbak Ajeng Maharani kemarin mengambil judul "Seluk Beluk Ide Cerita". Adapun poin-poin yang dibahas pada pertemuan tersebut adalah :

a. Definisi ide cerita
Ide cerita atau tema cerita adalah sebuah gagasan pokok yang mendasari sebuah jalan cerita dalam cerpen, bisa tersirat atau tersurat.

b. Bank ide bagi penulis
Bank ide adalah tempat penulis untuk menyimpan seluruh idenya.

c. Cara menyimpan ide di bank ide
1. Mempunyai buku khusus untuk mencatat ide yang muncul (bisa juga dicatat di ponsel)
2. Menentukan "objek" atau ciri-ciri paling mencolok dari ide yang ingin kita simpan
3. Menuliskan ciri-cirinya jika ide tersebut berupa sosok hidup atau benda mati
4. Menulis dengan jelas jika ide cerita berupa penanda waktu atau lokasi
5. Jika tidak sempat mencatat bisa dganti dengan memotret

d. Pohon ide
Pohon ide adalah sebuah cara untuk para cerpenis agar produktif dalam berkarya  dan tetap kreatif serta dinamis.
Untuk membuat pohon ide ada dua pertanyaan kunci yang bisa dipakai yaitu:
BAGAIMANA JIKA atau MENGAPA
Beberapa manfaat membuat pohon ide :
- melatih kreativitas
- menghindarkan diri dari plagiat
- mendorong diri untuk selalu bisa melihat dari sudut pandang baru
- mengetahui bahwa hanya dari satu ide saja, bukan mustahil bisa melahirkan lebih dari 100 cerpen
- meningkatkan produktivitas
                                                 ( gambar dari dokumentasi pribadi)
e. Eksekusi cerita
Eksekusi cerita adalah bagaimana seorang penulis menyusun unsur-unsur cerita, atau bagaimana cara kita menyampaikan cerita itu sendiri. Dalam menulis, ciptakan sebuah kebaruan dari apa yang telah/pernah ada dan temukan sudut pandang lain dari yang sudah diperlihatkan.

f. Tips mencari ide cerita (AS. Laksana)
- banyak membaca baik buku fiksi maupun non fiksi
- menulis tiga sampai lima kata secara acak, lalu membuat sebuah paragraf atau cerita dari kata-kata tersebut
- melihat gambar
- mengambil satu kalimat yang paling unik dari cerpen yang kita baca untuk kita ide cerita
- mengadopsi gagasan utama cerita lain, kemudian kita lakukan modifikasi

Pertemuan ditutup dengan tugas membuat pohon ide. Alhamdulillah ada beberapa ide cerita yang menurut Mbak Ajeng menarik untuk dikembangkan menjadi cerpen 😊 Semoga segera bisa mengeksekusi ide tersebut menjadi cerita yang menarik aamiin 😊


OneTea
Sidoarjo, 12 Juli 2020 😊






Jumat, 10 Juli 2020

Tips Memasak Tumis Kangkung Agar Tidak Alot dan Warna Tetap Hijau

Juli 10, 2020 0 Comments
Tampilan Tumis kangkung yang hijau dan tidak alot seperti direstoran selalu jadi harapan saat kita memasak kangkung sendiri. Tumis kangkung adalah salah satu masakan favorit saya. Tetapi sayangnya anak-anak tidak terlalu  suka masakan tersebut karena biasanya sayur kangkungnya masih alot (kurang empuk). Hingga suatu hari saya mendapat tips dari teman kantor agar bisa memasak tumis kangkung yang empuk dengan warna sayur kangkung tetap hijau ketika matang.

                                                            (gambar dari transformaking.org)

Kunci memasak kangkung agar cepat empuk terletak pada proses memasaknya. Ketika sayur kangkung yang sudah disiangi dan dicuci bersih dimasukkan ke dalam panci/wajan tempat memasak bersama bumbu yang sudah ditumis, diaduk sebentar kemudian panci tersebut ditutup rapat. Jika sekiranya memerlukan air bisa ditambahkan air sedikit sebelum panci/wajan tersebut ditutup. Diamkan kurang lebih tiga sampai lima menit, kemudian buka tutup panci tambahkan garam dan bumbu lain yang dinginkan. Aduk sampai rata, incipi, jika rasa sudah pas maka tumis kangkung yang tidak alot dengan warna yang tetap hijau siap dihidangkan. Selamat mencoba😊😊

Demikian tips sukses memasak tumis kangkung agar berwarna hijau dan tidak alot. Kalau ada resep tumis kangkung lebih hijau silahkan share di kolom komentar.

OneTea 

Sidoarjo, 10 Juli 2020

Kamis, 09 Juli 2020

BAB I Rumah Coklat Enam Puluh Meter Persegi

Juli 09, 2020 0 Comments

“Astaghfirullah……besok aku berangkat ke Jakarta. Makasih atas infonya “ jawab Mas Adi kepada orang yang meneleponnya.

“Dik, rumah kita kebanjiran” kata Mas Adi sembari meletakkan HPnya di atas meja.

“Inna lillahi wa inna ilaihi rooji’uun ….kok bisa Mas?” tanyaku penuh selidik.

“Ada tetangga yang menutup saluran air kita “ jawab Mas Adi.

“Besok, Mas dulu yang berangkat ke Jakarta . Adik dan Hisyam di Blitar dulu, in syaa Allah minggu depan kita berangkat bareng ke Jakarta” jelas Mas Adi.

Penjelasan Mas Adi tersebut menutup percakapan kami kala itu. Percakapan menjelang kepindahan keluarga kecil kami dari Blitar ke Jakarta. Kepindahan yang harus kami jalani karena tugas belajar.


“Alhamdulillah…air di rumah ini bersih dik. Bisa untuk masak “ ucap Mas Adi penuh bahagia.

“Alhamdulillah…”jawabku tak kalah bahagia pula.

Kebahagiaan kami tersebut memang tidak berlebihan. Karena menemukan air tanah yang bersih dan bisa dikonsumsi di lokasi rumah kami bukan hal yang mudah. Rumah kecil kami yang berada di daerah pinggiran ibu kota.

 

“Buku-buku Rachmad sudah terselamatkan, besok mau diambil “ kata Mas Adi sembari menata buku yang tidak rusak karena air. Air yang masuk ke rumah kami beberapa hari menjelang kepindahan kami ke rumah tersebut.

 

Sekarang,sudah hampir satu bulan aku, Mas Adi dan Hisyam tinggal di Jakarta. Kami tinggal di rumah petak berukuran 6 x 10 meter persegi. Rumah yang kami beli dari Engkong Akri, salah satu penduduk asli di daerah ini.

 

Tembok rumah kami berwarna coklat dengan tiga buah kamar,satu ruang keluarga, satu dapur dan satu kamar mandi. Alhamdulillah sudah lebih dari cukup untuk keluarga kecil kami. Satu-satunya yang menjadi beban pikiran kami adalah lingkungan sosial di sekitar rumah kami.

 

“Ternyata pemilik rumah sebelah dik yang menutup saluran air “ ucap Mas Adi setengah berbisik agar tidak terdengar tetangga sebelah yang tembok rumahnya jadi satu dengan tembok rumah kami.

“Beneran Mas?? “ tanyaku dengan kaget.

“in syaa Allah benar, aku dapat info tersebut dari orang yang melihat langsung kejadiannya” jelas Mas Adi.

“Terus bagaimana Mas?” tanyaku sembari menggendong Hisyam.

“Kita lihat perkembangangannya dulu . Alhamdulillah ada Fatkhur yang nanti bisa kita ajak diskusi jika ada masalah dengan tetangga” ucap Mas Adi sambil memegang pundakku untuk menenangkanku.

 

Bersambung..

OneTea 9 Juli 2020


Empat Protokol Di Era Pandemi Covid-19 (Tausiyah KH Abdullah Gymnastiar)

Juli 09, 2020 0 Comments

Bismillahirrohmanirrohiim

Alhamdulillah akhirnya bisa mulai belajar menulis lagi 😊

Untuk tulisan perdana ini, saya ingin menuliskan nasihat dari KH Abdullah Gymnastiar terkait pandemic Covid-19 yang sekarang sedang kita alami. Menurut beliau ada empat protokol yang harus kita jalankan agar kita mendapat pertolongan dari Allah SWT terhindar dari wabah ini :


1.       Protokol Kesehatan

Sebisa mungkin kita  senantiasa menggunakan masker ketika beraktivitas di luar, menghindari kerumunan orang, menjaga jarak minimal 1,5 meter ketika berkomunikasi dengan orang lain, mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir atau memakai hand sanitizer dan sebisa mungkin menghindari menyentuh daerah wajah.

2.       Protokol Doa

Protokol doa salah satunya dilakukan dengan cara mengamalkan dzikir pagi dan petang seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW serta jangan lupa membaca doa keluar rumah ketika kita akan beraktivitas di luar rumah.

3.       Protokol Taubat

Memperbanyak membaca istighfar, memohon ampunan Allah SWT.

4.       Protokol Sedekah

Memperbanyak sedekah baik kita di waktu lapang maupun sempit. Semoga dengan sedekah tersebut bisa menjauhkan kita dari bala bencana. Aamiin

Demikan sedikit tulisan ini, semoga bisa bermanfaat terutama sebagai pengingat bagi penulis😊

Sidoarjo, 29 Juni 2020

OneTea 😊